Jumat, 17 Desember 2010

Hidup adalah pilihan dan setiap pilihan hidup ada konsekuensinya.

     Cerita berikut adalah cerita lama anonimus yang diceritakan kembali dengan modifikasi. Kemungkinan bisa dipakai landasan berpikir supaya tidak menyesali hidup ini ...... Pada zaman dahulu kala, Elang dan Kalkun masih hidup bebas di alam liar. Keduanya adalah raja di dunia burung. Elang sangat gesit dan Kalkun bermodal badan besar. Mereka bisa terbang tinggi di angkasa dan tentu badan Kalkun tidak segemuk sekarang. Mereka bersahabat dekat, hidup bersama-sama di dalam hutan, berbagi tempat tinggal dan makanan. Pada suatu hari, mereka mendengar tentang kehidupan yang berbeda dari saudara jauhnya yakni kehidupan Sapi. Mereka dengar kehidupan Sapi sangatlah enak dan menyenangkan. Makan dan minum disediakan. Tempat tinggal (Kandang)nya dibersihkan. Dimandikan. Elang dan Kalkun kemudian pergi menemui Sapi untuk mendengar informasi itu secara langsung dari Sapi. Ternyata hal tersebut memang benar, dengan catatan bahwa nanti pada saat tertentu Sapi harus merelakan hidupnya untuk pemeliharanya, disembelih.
     Kalkun memutuskan ikut cara hidup Sapi. Aku sudah capek kesana kemari cari makanan. Sering dikejar-kejar dan ditembaki pemburu. Malamnya harus tidur dengan tetap waspada supaya tidak dimakan pemangsa. Kelaparan dan kehausan. Kepanasan dan kehujanan. Biarlah aku nanti mati disembelih. Toh pada akhirnya, aku pasti akan mati juga.
     Berbeda dengan Elang, dia kembali ke kehidupan liar. Aku lebih suka bebas menjadi petarung dan hidup dari jerih payahku sendiri. Aku tetap ingin menjadi raja angkasa, raja segala burung. Hidupku memang  selalu tegang dari waktu ke waktu. Ketegangan itu membuat ototku lebih alot. Aku bisa pergi kemanapun aku mau. Menjadi hewan peliharaan pasti membuatku tidak kerasan.
     Demikianlah keduanya kemudian berpisah dan hidup dengan pilihan hidupnya masing2.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar