Jumat, 10 Desember 2010

Mukibat dan Tumarjo


Dizaman Bung Karno, Pak Mukibat seorang petani menemukan ketela pohon var mukibat hasil tempelan mata tunas ketela karet pada ketela pohon. Tahun 2007  yang lalu, Pak Tumarjo juga seorang petani menemukan ketela pohon var Tumarjo hasil sambungan ketela karet pada ketela pohon var Gatotkaca.

Ketika saya sampaikan niat saya ingin menyilangkan ketela karet dan ketela pohon, tetangga saya memelototi saya. ”Date-date” (bhs. Bali) katanya. Tetangga  yang lain bilang ”sembarangan”. Sepertinya saya mengatakan sesuatu yang tidak seharusnya kepada tetangga yang sangat sibuk. Tokoro de, lebih baik gak jadi saja daripada ribut hahahahaha. Lebih baik diam dari pada melakukan sesuatu kalau tetangga tidak mendukung. Soal benar atau salah itu soal lain. Kalau sudah dituduh, harus mengundurkan diri. (lupakan saja bagian ini seandainya membingungkan)

Saya terinpirasi ketela pohon karena saya in debt dengan ketela pohon. Daunnya banyak sekali saya makan dari dulu sampai sekarang. Handai taulan banyak yang makan umbi ketela pohon setelah persediaan beras habis atau sudah mencampurnya sejak awal yang disebut nasi oran. Ada yang menanyakan dari berbagai ketela pohon yang ada, yang mana umbinya paling banyak. Kotae wa shiranai. Sudah dicari-cari infonya, gak ketemu. Jadi ya saya tanam saja supaya nanti tahu. Sekalian nanti umbinya bisa dikonsumsi. Sekarang baru ada 2 varitas ketela pohon, var mentega dan lokal putih. Ketela karet juga saya tanam, katanya bisa untuk mengusir roh jahat atau genderuwo yang beritikad jelek atau yang sejenis dengan itu. Ini semua untuk menyalurkan hobi bertanam, untuk iseng-iseng mengisi waktu luang. Siapa tahu malah bisa jadi inovasi bernilai ekonomi. Disamping itu, hal seperti ini sangat perlu dilakukan. Untuk emergensi kalau kehabisan beras dan pada saat yang bersamaan semua swalayan, pasar, warung dan kombini tutup. Kalau nanti ketela itu sudah berbunga, harus saya jaga baik2 supaya tidak dikawinkan oleh pembantu saya.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar